Demam berdarah, juga dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD), merupakan penyakit yang serius dan dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan tepat. Di Indonesia, DBD menjadi masalah kesehatan yang signifikan, dengan ribuan kasus dilaporkan setiap tahunnya. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, serta langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil untuk mengatasi demam berdarah.
1. Penyebab Demam Berdarah di Indonesia
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Berikut adalah faktor-faktor yang berkontribusi pada penyebaran penyakit ini:
a) Lingkungan yang Mendukung Perkembangbiakan Nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di air bersih yang tergenang, seperti bak mandi, ember, dan pot bunga yang tidak terawat. Kelembaban dan kondisi sanitasi yang buruk menjadi faktor risiko penting dalam penyebaran demam berdarah di Indonesia.
b) Perubahan Lingkungan dan Iklim
Perubahan iklim, seperti peningkatan suhu dan curah hujan yang tidak teratur, dapat mempengaruhi populasi nyamuk dan memperluas daerah penyebarannya. Peningkatan urbanisasi dan perubahan lingkungan dapat menciptakan kondisi yang lebih ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.
c) Faktor Perilaku
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pengendalian vektor dapat memperburuk penyebaran demam berdarah. Kebiasaan yang berisiko, seperti tidak menggunakan kelambu saat tidur atau tidak membuang sampah dengan benar, juga dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti.
2. Gejala Demam Berdarah
Gejala demam berdarah dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi:
- Demam tinggi mendadak
- Nyeri otot dan sendi
- Sakit kepala yang parah
- Ruam pada kulit
- Nyeri di belakang mata
- Mual dan muntah
- Pendarahan ringan, seperti mimisan atau gusi berdarah
Dalam kasus yang parah, demam berdarah dapat berkembang menjadi sindrom syok dengue (Dengue Shock Syndrome) yang mengancam nyawa. Gejala tambahan pada kondisi tersebut meliputi penurunan tekanan darah yang drastis, pendarahan internal, dan kegagalan organ.
3. Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah
Pencegahan menjadi kunci utama dalam mengendalikan demam berdarah di Indonesia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran penyakit ini:
a) Menghilangkan Tempat Perkembangbiakan Nyamuk
Masyarakat perlu secara aktif menghilangkan tempat-tempat yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, seperti genangan air di sekitar rumah. ember, bak mandi, pot bunga, dan wadah lainnya harus dijaga agar tidak tergenang air.
b) Menggunakan Kelambu dan Repelen Nyamuk
Menggunakan kelambu saat tidur dan mengoleskan repelen nyamuk pada kulit yang terbuka dapat membantu melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti.
c) Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Penyuluhan dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan kelambu, dan pengendalian nyamuk dapat membantu mengurangi risiko penyebaran demam berdarah.
d) Pengendalian Vektor Secara Terpadu
Pengendalian vektor yang efektif melalui kegiatan fogging, penggunaan larvasida, dan pengendalian biologis harus dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dan instansi kesehatan.
e) Deteksi Dini dan Perawatan Medis
Mengenali gejala demam berdarah dengan cepat dan mencari perawatan medis yang tepat waktu sangat penting. Deteksi dini dan perawatan yang baik dapat mengurangi risiko komplikasi dan kematian.
CSF Gelar BISIK Tentang Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, instansi kesehatan, dan masyarakat. Upaya pencegahan yang kuat, seperti pengendalian vektor, peningkatan kesadaran masyarakat, dan deteksi dini, merupakan langkah penting dalam mengurangi penyebaran demam berdarah dan melindungi kesehatan masyarakat.
Karena itu Cita Sehat Foundation mengadakan BISIK (Bincang Sehat Asyik), sebuah event edukasi kesehatan secara online bagi keluarga di Indonesia. Tema BISIK kali ini akan fokus pada informasi tentang upaya pencegahan DBD pada keluarga.