Stunting adalah manifestasi dari bentuk kekurangan gizi (PE/mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin (masalah gizi kronis).

Stunting diidentifikasi dari panjang badan seorang bayi (sampai bawah dua tahun/baduta) kurang dari dua standar deviasi. Diprediksi, sebanyak 127 juta balita di dunia akan mengalami stunting pada tahun 2025 jika tidak ditanggulangi dari sekarang (WHO. Global Nutrition Targets 2025 : Stunting Policy Brief, 2018. WHO/NMH/NHD/14.3).

Akibat dari stunting adalah irreversible (tidak dapat diubah, bersifat permanen), bukan hanya memiliki dampak secara individu, namun juga memiliki dampak yang bersifat komunal/populasi. Stunting pada baduta menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, pertumbuhan, dan perkembangan fisik. Sehingga dalam waktu yang singkat dan panjang akan menurunkan produktivitas anak-anak yang memiliki riwayat stunting. Seseorang yang memiliki riwayat stunting juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus (WHO, 2014).

Mengapa Gerakan “1 Hari 1 Telur”?

Salah satu sumber protein dan gizi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak adalah telur. Telur mengandung asam amino esensial, lemak sehat, vitamin A, D, dan B12, serta mineral. Oleh karena itu, mengonsumsi telur secara rutin dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi anak.

Gerakan “1 Hari 1 Telur” bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan minimal satu butir telur kepada anak setiap hari. Langkah sederhana ini bisa menjadi solusi untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Telur merupakan makanan yang relatif mudah diperoleh dan memiliki harga yang terjangkau, sehingga dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, telur juga mudah diolah menjadi berbagai hidangan yang lezat dan menyehatkan, sehingga anak-anak akan lebih senang untuk mengonsumsinya.

Manfaat Gerakan “1 Hari 1 Telur” dalam Mengurangi Prevalensi Stunting

Sumber protein yang baik: Telur merupakan sumber protein lengkap dengan kualitas tinggi. Protein diperlukan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk sel-sel yang ada di organ, otot, dan tulang anak-anak.

Kandungan gizi lengkap: Telur mengandung berbagai gizi penting seperti vitamin A, D, B12, zat besi, dan seng, yang berperan dalam pembentukan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi kognitif.

Stimulasi pertumbuhan otak: Asam lemak omega-3 yang terdapat dalam telur berperan dalam stimulasi pertumbuhan otak anak-anak, yang sangat penting untuk perkembangan kognitif dan belajar.

Peningkatan kualitas hidup: Dengan memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup, kualitas hidup mereka akan meningkat. Anak-anak yang sehat dan aktif memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh menjadi generasi yang berdaya saing.

Pencegahan stunting: Dengan memberikan gizi yang memadai, gerakan “1 Hari 1 Telur” dapat membantu mencegah stunting pada anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh optimal dan mencapai potensi penuhnya.

Bentuk Kegiatan 1 Hari 1 Telur

Cita Sehat meluncurkan program “1 Hari 1 Telur” di beberapa provinsi di Indonesia yaitu Yogyakarta, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Program ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pada status gizi anak di Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan adalah

  • Stunting Awareness forum: sebuah wadah diskusi dan edukasi untuk ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita dengan risiko stunting, kader posyandu dan tokoh masyarakat setempat.
  • Intervensi gizi dengan cara pemberian 1 telur setiap hari kepada balita terindikasi stunting selama 3 bulan berturut-turut.
  • Monitoring dan evaluasi program setiap bulan. Kegiatan ini dilakukan untuk memantau efektivitas program dengan cara mengumpulkan seluruh penerima manfaat beserta kader posyandu.

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius dan tindakan nyata. Gerakan “1 Hari 1 Telur” sebagai bagian dari program Siaga Gizi Balita adalah langkah yang sederhana namun berpeluang besar dalam mengurangi prevalensi stunting anak di Indonesia.

Dengan memberikan gizi yang memadai, khususnya melalui konsumsi telur, kita dapat berupaya untuk memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan optimal, sehingga tercipta generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.