Saat ini media sosial dan di Indonesia sedang dipenuhi dengan bahasan mengenai polusi udara di ibukota yaitu Jakarta. Dalam artikel ini Cita Sehat akan membahas mengenai apa saja bahaya polusi udara dan apa saja hal yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak pada kesehatan keluarga.
Mari Mengenal Polusi Udara
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa polusi udara adalah pencemaran lingkungan di dalam atau di luar ruangan oleh bahan kimia, fisik, atau biologis apapun yang mengubah karakteristik alami atmosfer. WHO juga menyatakan bahwa alat rumah tangga, kendaraan, industri, dan kebakaran hutan adalah sumber utama polusi udara.
Polutan atau bahan pencemaran adalah bahan/benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah contoh polutan udara di sekitar kita.
- Materi partikulat (dalam bahasa inggris: particulate matter/PM) adalah indikator umum untuk polusi udara. Komponen utamanya adalah sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida, karbon hitam, debu mineral, dan air.
- Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna bahan bakar karbon seperti kayu, bensin, arang, gas alam, dan minyak tanah.
- Ozon (O3) yang ada di permukaan tanah adalah salah satu konstituen utama kabut asap fotokimia dan terbentuk melalui reaksi dengan gas di hadapan sinar matahari.
- Nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang biasa dikeluarkan dari hasil pembakaran bahan bakar di sektor transportasi dan industri.
- Sulfur dioksida (SO2) adalah gas tidak berwarna dengan bau tajam. Itu dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (batubara dan minyak) dan peleburan bijih mineral yang mengandung belerang.
Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan
Polusi udara di luar ruangan adalah masalah kesehatan lingkungan utama yang mempengaruhi semua orang di negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi.
Polusi udara luar ruangan di kota dan pedesaan diperkirakan menyebabkan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia per tahun pada tahun 2019. Kematian ini disebabkan oleh paparan partikel halus, yang menyebabkan penyakit kardiovaskular dan pernapasan, serta kanker.
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2019 sekitar 37% kematian dini terkait polusi udara di luar ruangan disebabkan oleh penyakit jantung iskemik dan stroke. Masing-masing 18% dan 23% kematian disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik dan infeksi saluran pernapasan bawah akut, dan 11% kematian disebabkan oleh kanker di dalam saluran pernapasan. Beban terbesar ditemukan di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga berpendapat sama yaitu pencemaran udara memiliki dampak terhadap kesehatan yaitu gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis, dan asma. Di Indonesia, dari 10 penyakit dengan kasus terbanyak per 100.000 penduduk, 4 di antaranya merupakan penyakit respirasi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril menjelaskan, penggumpalan darah akibat dampak polusi udara bisa saja terjadi. Kondisi ini terjadi apabila saluran napas terus menerus terpapar dengan polutan atau partikel-partikel berbahaya dari polusi udara.
Polusi udara mengandung partikel-partikel kecil yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan bahkan masuk ke dalam aliran darah. Beberapa dampak kesehatan yang terkait dengan polusi udara adalah sebagai berikut:
Gangguan Saluran Pernapasan
Paparan polusi udara dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan memperburuk kondisi seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Penyakit Kardiovaskular
Polusi udara telah terkait erat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke.
Gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh
Paparan polusi udara dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan atas dan bawah.
Dampak pada Janin dan Bayi
Wanita hamil yang terpapar polusi udara berisiko mengalami kelahiran prematur. Selain itu juga mempengaruhi pertumbuhan janin terhambat, serta masalah kesehatan jangka panjang pada bayi seperti gangguan perkembangan paru-paru.
Apa Yang Dapat Kita Lakukan?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir dampak polusi udara pada kesehatan anggota keluarga
- Periksa Kualitas Udara: Cek secara rutin indeks kualitas udara di rumah.
- Pilih Waktu Yang Tepat Untuk Aktivitas Fisik: Hindari beraktivitas di luar ruangan selama periode waktu di mana polusi udara paling tinggi, misalnya saat di rush hour pagi dan sore hari atau saat lalu lintas padat.
- Gunakan Masker: Saat polusi udara tinggi, penggunaan masker dapat membantu melindungi saluran pernapasan dari polutan berbahaya.
- Perhatikan ventilasi dalam ruangan: Pastikan ventilasi di rumah berfungsi dengan baik.
- Gunakan Filter Udara atau air purifier: Jika perlu, pertimbangkan untuk menggunakan penjernih udara di rumah, terutama jika tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi.
- Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan cara memperhatikan asupan makanan bergizi dan berolah raga secara rutin.
Kesimpulan
Dampak polusi udara terhadap kesehatan keluarga tidak dapat diabaikan. Penting bagi kita sebagai individu dan bagian dari keluarga untuk dapat mengambil langkah pencegahan untuk melindungi diri dari efek negatif polusi udara.
Dengan meningkatkan kesadaran dan secara aktif mengimplementasikan tindakan pencegahan di tingkat diri dan keluarga, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.